Scandinavia Trip: Tips & Tricks

Setelah post tentang trip saya ke Skandinavia bulan lalu, kali ini selagi ada waktu karena (akhirnya) semester ini baru aja usai, saya pengen sharing tentang tips & trick bagaimana merencanakan trip ke negara-negara mahal tersebut. 

Disclaimer: saya ga berani bilang bahwa trip Skandinavia yang saya lakukan bulan Maret lalu sukses besar. Ada beberapa rencana yang batal saya lakukan seperti pergi ke Tromsø dan hiking ke Fjord (instad, saya menelusuri Fjord dengan kapal). Tapi kalo dari segi budget, bisa dibilang sukses lah ya. Saya "hanya" menghabiskan sekitar 400an euro (termasuk transportasi, tiket pesawat PP Munich-Oslo) untuk total 9 hari, 2 negara, dan 4 kota.


1. Tiket keberangkatan
Saya menggunakan maskapai Norwegian dengan rute Munich-Oslo-Munich. Ini adalah budget airline-nya Norwegia. Dibanding SAS atau maskapai lain, Norwegian jauhhh lebih murah, fasilitas standar. Penerbangan dari Jerman (misalkan dari Munich) ke Oslo bisa cuma 80an euro PP!

2. Itinerary
Rencanakan rute perjalananmu termasuk pada musim apa kamu akan pergi. Skandinavia itu besar dengan landscape yang luar biasa indah. Musim sangat mempengaruhi tempat dan kegiatan apa yang bisa kamu kunjungi. Misal, jika kamu pergi saat winter, kamu bisa fokus untuk mengejar aurora di bagian utara, jika kamu pergi saat summer, kamu bisa hiking ke beberapa bukit/gunung atau bahkan midnight sun.

Tips:
- Cek & ricek dulu di sini atau di sini (khusus untuk Norwegia)
- Buka google maps, track jalur, biar kamu ada gambaran seberapa jauh jarak antar kota yang akan kamu kunjungi

3. Akomodasi
Salah satu hal yang membuat total pengeluaran saya masih masuk akal adalah karena selama 9 hari, saya ga nginep di hostel sama sekali. Di Oslo, Stockholm, dan Stavanger saya nginep di tempat teman-temen yg kebetulan sedang kuliah di sana (sebenernya temennya temen sih, tapi demi menekan budget sih ga ada kata sungkan! plus bisa nambah kenalan juga kan..). Di Bergen, karena ga punya kenalan dan memang cuma semalam, kami memutuskan untuk tidur di airport.

Tips
- Jangan sungkan cari tempat nginep gratis! bisa cari tumpangan di couchsurfing atau kalo nyamannya sesama orang Indo, bisa kontak lewat grup PPI di kota masing-masing, atau tanya kenalan. Selain ga perlu keluarin uang buat akomodasi, bisa sekalian nambah teman dan punya guide lokal juga kan? Tapi jangan lupa bawa sesuatu dari tempat asal kita untuk oleh-oleh buat tuan rumah ya :)
- Nginep di airport biasa saya lakukan kalo kepepet; harga hostel mahal, cuma semalam, dan besok paginya sudah harus cabut. Nah, sebelum main hajar gelar kain di airport, saya biasa cek dulu di sleepinginairports ini. Di sini ada review tentang airport-airport yang pernah diinepin sama traveler-traveler, jadi kita bisa tau kira-kira memungkinkan ga untuk tidur disana, banyak ga yang tidur disana. Jangan sampai pas lagi enak-enaknya tidur tiba-tiba malah diusir satpam hehe.

4. Transportasi antar/dalam kota

Tram di Stockholm

- Selama di Skandinavia, saya selalu memakai jasa kereta dari satu kota ke kota lain. Tiket bisa dibeli online di sini (untuk Norwegia) dan di sini (untuk Swedia) atau beli langsung dari mesin di stasiun. Jangan lupa untuk memilih "reduced price" karena untuk pelajar diberi harga khusus!
- Untuk transportasi dalam kota, kamu bisa beli tiket satuan atau harian yang bisa dibeli online, di mesin atau di supermarket seperti 7eleven dan Navesen. Tapi cek dulu, kalo tourist attractionnya ga jauh satu sama lain, cuaca bagus, dan enak buat dipake jalan kaki aja, kenapa harus beli tiket? #padangmodeon

Untuk Oslo, harga day ticket untuk dewasa adalah 90 NOK ~ Rp. 167.000/24 jam
Untuk Stockholm, harga day ticket untuk dewasa adalah 115 SEK ~ Rp.197.500/24 jam (juga valid untuk penyeberangan ferry dari Slussen ke Djurgården dengan Waxholmsbolaget)

Tips: Jika kamu akan pergi ke Oslo dan Bergen, maka kamu wajib naik kereta. Kenapa? karena jalur Oslo-Bergen adalah salah satu jalur kereta terindah di dunia

5. Makan
Skandinavia adalah negara-negara mahal. Sebagai contoh 1 doner kebab yang biasa di Munich cuma 3-3.5 euro, di Oslo bisa 7-8 euro. 

Tips:
- Bawa/siapin makanan sendiri! kamu bisa belanja di supermarket seperti Rema 1000, Rimi, dan Kiwi (supermarket paling murah) yang pasti akan jauh lebih murah dibanding makan di resto
- Selalu siapin cemilan di tas
- Dengan begitu, kamu bisa save uang kamu untuk beli makanan khas yang emang wajib banget dicoba. Skandinavia terkenal dengan hasil laut yang menggugah selera. Di Stockholm, ada sup ikan yang melegenda dan wajib coba.

Bawa bekel sendiri, makan di taman. That's what Europe is for.


6. Uang
- Hampir semua transaksi dilakukan cashless (even di toko kebab yang kecil)
- Sebelum gesek sana sini, cek dulu apakah kartu kamu bisa dipakai di negara-negara Skandinavia. Jika bisa, ada biaya tambahan atau ga.
- Ambil uang secukupnya. Dibanding ribet-ribet tuker uang ke money changer, saya lebih suka tarik langsung dari atm di sana 
- At the end of the day, selalu rekap pengeluaran di hari tersebut (jangan lupa bawa kertas & pulpen)
- Ketika sudah kembali ke rumah, print rekening bank. Sekembalinya saya ke Munich, saya langsung print rekening bank saya dan cocokin sama catatan yang saya punya

7. Lain-lain
- Jika kamu bepergian di saat winter, siapkan outfit sebaik mungkin. Ingat, Skandinavia terletak di utara, semakin utara kamu berjalan, maka suhu akan semakin rendah. Ketika saya ke sana di akhir Maret, masih ada salju yang turun padahal di Eropa Barat sudah mulai masuk spring
- Sepengalaman saya, orang-orang di Norwegia dan Swedia (terutama Stockholm) dapat berbahasa inggris dengan baik. Petunjuk arah pun selalu tersedia dalam bahasa inggris. Tapi ga ada salahnya mengucapkan "terima kasih" dalam bahasa mereka: "Takk!" (Norsk)
- Jika ingin membeli souvenir jangan ragu buat membandingkan harga. Saya selalu beli kartupos tiap jalan-jalan dan rata-rata toko souvenir juga menjual perangko. Jadi kamu bisa tulis dan kirim langsung kartupos dari Skandinavia ke orang-orang tersayang :)


8. ENJOY!
Skandinavia bagi saya ga cukup didatangi sekali, ga ngebosenin, dan beda dari tipikal kota-kota Eropa pada umumnya. Lagu "I Left My Heart in Scandinavia" memang benar adanya :) so enjoy the trip while you can!




Eid Mubarak!


Setelah tinggal di sini dan menyadari bahwa lebaran kali ini akan biasa-biasa aja, saya jadi ga kepikiran buat ngapa-ngapain. Masak pun nggak, males banget rasanya belanja cari bahan-bahan yang berarti harus ke toko asia. Kebetulan minggu ujian sudah di depan mata ditambah beberapa deadline yang datang menghadang, jadi deh hari-hari terakhir Ramadhan diisi dengan bolak-balik biblio, belajar bareng, dan urusin beberapa kerjaan. 

Rencana saya di hari lebaran hanyalah solat ied di aula tempat biasa muslim Indonesia Munich berkumpul, makan-makan, silaturahmi sebentar, lalu pulang karena besoknya ada satu ujian. Untung aja saya ga harus ujian di hari pertama lebaran, kalau iya, bisa dipastikan ga ada kata "lebaran" dalam kamus hidup saya tahun ini.

Malam takbiran saya ditemani oleh slide-slide bahan ujian, kertas coret-coret, dan video call bersama sahabat-sahabat saya di Belanda dan Perancis. Malam itu nyaris ga ada bedanya dengan malam-malam lain, malah lebih sunyi, ga ada suara tetangga ngobrol atau keriaan dari bar di lantai atas, sebagian besar dari kami memang sedang mempersiapkan ujian, sebagian lagi sudah pergi untuk liburan musim panas. Saking rindunya dengar takbir, saya sampai cari rekamannya di youtube :'). Masih merinding tiap kali denger takbir, lebih merinding lagi karena ini pertama kalinya saya berlebaran idul fitri (karena lebaran idul adha udah 3 tahun terakhir ga pernah di rumah lagi) jauh dari keluarga. Tiba-tiba jadi delusional ngebayangin "Jam segini biasanya udah disuruh Mama nyapu sama ngepel rumah", "Jam segini biasanya rumah udah mulai rame kedatangan keluarga dan suara tuyul-tuyul kecil yang ga terhitung jumlahnya". Tambah sedih lagi kalo buka timeline media sosial yang berisi postingan orang-orang menyambut serunya Idul Fitri.

Pagi hari waktu Indonesia, saya berusaha nelfon Papa Mama tapi tidak ada jawaban. Percobaan kedua, saya ditolak mentah-mentah aja dong, alasannya karena di rumah lagi rempong berat tamu-tamu mulai dateng huhu. Akhirnya saya baru sempat nelfon agak lama waktu mereka lagi dalam perjalanan menuju bandara (yes, ke Padang! #iri). Ternyata rasanya biasa aja, ga ada adegan mewek-mewek di telfon haha.

Saya sendiri cuma merayakan lebaran dengan solat ied, makan-makan, dan silaturahmi. Lontong, rendang, opor, sambel goreng ati, acar, dan telor balado pun akhirnya masuk juga ke perut ini plus kue kering wajib kaastengels, nastar, dan putri salju plus pulangnya bawa bekel cake dan anggur haha. Lumayan lah berkah lebaran buat anak mahasiswa :')

Kalo boleh tuker sih pasti pengen ada di Indonesia pas hari lebaran. Tapi nanti jadi ga punya bahan buat diceritain dong, gimana rasanya lebaran di rantau. Lebaran pertama dan sepertinya masih akan ada lebaran-lebaran berikutnya yang harus dilalui jauh dari rumah. Yah namanya juga hidup, kalo gitu-gitu aja kan ga rame. Bukan begitu, bukan?


"Walaupun banyak negeri kujalani, yang mahsyur permai di kata orang, tetapi opor dan lontongku~ disanalah kurasa senang~"

How I miss winter


Hi R,

If you're wondering where have I been these days, I would answer: I'm still here, playing with the sun. I was born and raised under a constant level of sunshine, this is probably the best reason why I'm such a huge fan of the sun. 

But then I realized that I miss my winter time.

R, 
it is hard to live with many options when you have to choose one. The bitterly cold winter looks scary to me, but there I learned how to appreciate the warmth. While summer seems to provide the joy and whoop, I started to learn about falsity. 

Let me tell you that it is not always about the season, it is more about how you feel. It is not always about choosing or being chosen, it is more about what you have learned. 

R,
Too early for you to get the message, but I can tell you that Stockholm is one of the most romantic places to gaze the snow.


Love,

F

die Wand

"Das Leben gehört den Lebenden an, und wer lebt, muss auf Wechsel gefasst sein."





A Letter: Ramadhan

Ramadhan has always been special to me. I remember last year, I spent the the holy month for the first time without my other half. Tough, but it was still wonderful. I remember last year, just few days before Eid, I got a letter from Germany, it was the time when I couldn't help my tears, another dream came true. Alhamdulillah.

It may sound cheesy for some of you, but I couldn't help myself for not being blue when Ramadhan's coming. For us here, Ramadhan means home and home means heart and when it comes to the heart, a strongest human being could be more vulnerable than ever. Not to complain about our 18-hours-of-fasting-because-of-this-summer-time, but more about the precious time we missed. The family, foods, friends, togetherness, the state of being closer to other people, everything. 

I was once saying to my friend that, living abroad isn't for everyone, it takes a special person to do so. It does, I would never have discovered a better version of myself otherwise, if I didn't take the chance, 10 months ago. 10 months? yes, its been 10 months since the last time I checked in from "Jakarta" in Path (hahaha). I really, I have to say that time flies in perfect manner. Ten months with happiness, laughs, joy, curiosity, anxiety, losing grip, traveling times, gloomy days, sleepless nights, silly things, and of course, love. I still need more to complete it all.

But the thing about Ramadhan is, I could never replace it with anything else. For the first time I would say, I really wish I was there. I really wish.

Love,