go Indonesia!

Ini cuma sudut pandang gue saja. Ini cuma sebuah pandangan dari mahasiswa tingkat 2 yang belum banyak pengalaman dan mencoba mengutarakan apa yang sedang dia pikirkan.

Gue bukan orang yang terlalu tertarik dengan dunia politik atau sejenisnya. Major gue pun sangat jauh dengan dunia politik. Tapi, papa selalu mengajarkan untuk 'melek' kondisi sekitar. Papa seorang lulusan teknik mesin yang menurut gue, pekerjaannya hanya seputar fisika, mekanika, reservoir, dan aplikasi-aplikasi dalam dunia engineering lainnya. Tapi dari dulu, papa sangat up-to-date dengan berita-berita atau isu yang beredar baik nasional ataupun internasional dan kebiasaan itu diturunkan pada anak-anaknya.

Makanya tiap kali ngobrol sama papa di telfon, pasti beliau selalu tanya apa gue sudah tau kalo ada berita ini, berita itu, misalnya:
"Kamu sudah tau belum dirut pertamina yang baru, menurut kamu gimana kalo dirut itu perempuan?" atau "Kamu sudah tau tentang berita Situ Gintung?" dan nasihat-nasihat seperti ini selalu gue dengar :
"Jangan lupa baca koran ya, nonton berita, atau kalo ga sempet kamu browsing internet aja."

Off to the topic, politik. Mungkin ini terkait karena tahun ini negara kita menyelenggarakan pemilu yang katanya 'pesta demokrasi'. Gue sempet membuka sebuah profile di facebook yang isinya, orang-orang yang tidak mendukung atau mungkin boleh dikatakan orang-orang yg membenci seorang calon presiden 'x'. Di profile itu penuh dengan wall dari orang-orang yang mengutarakan pendapatnya tentang ketidaksukaan mereka terhadap calon presiden 'x'. Mulai dari komentar yang sopan sampai komentar dengan kata-kata kasar dan jorok. They are really annoying.

I know, hey, it's a politic! dimana saling menjatuhkan, saling mencuri perhatian masyarakat, saling menjelekkan dan menuding sudah dianggap biasa. Sah-sah aja kalo ada yang tidak suka dengan satu orang calon, pro kontra pasti selalu ada. Tapi yang ga gue habis pikir, komentar-komentar 'sampah' orang-orang dengan kata-kata kasar dan terkesan tidak berpendidikan itu. It's really ok kalo misalnya kita ga suka dengan satu orang, It's normal, tapi tolong utarakan ketidaksukaan anda dengan alasan rasional dan kata2 yang selayaknya diutarakan orang2 dengan tingkat intelektualitas dan emosional yang cukup paling tidak.

Kata-kata kasar di wall mereka itu membuat gue geleng-geleng kepala. Kalau boleh gue jujur, gue juga tidak mendukung calon 'x' tersebut dan gue punya alasan untuk itu. Sadarkah kalian kalau kata-kata rendahan itu menandakan bahwa tingkat intelektualitas kalian rendah? Komentar kalian sangat tidak berisi dan tanpa didasari apapun dan yang lebih memprihatinkan komentar itu sebagian besar berasal dari kaum muda. How poor.

Negeri kita masih dalam tahap belajar, Kita masih ingin maju kan?
Warnai perbedaan pendapat dengan cerdas dan dewasa.
Hargai orang kalau kita ingin dihargai orang lain.
Whoever the candidate that probably will be elected, he/she has to actualize what he/she has told before.

It was purely my point of view. Forgive me if there are mistakes.
go Indonesia!

do!

Orang hebat menurut gue bukan orang yang bisa segalanya, yang selalu berada paling atas, atau yang selalu menerima pujian-pujian berlebihan untuknya. Tapi bagi gue, orang hebat adalah orang yang dengan segala keterbatasannya mampu berjuang dan terus mau berusaha. Ukuran hebat itu tidak selalu materi kan? tapi proses dan hasil tentunya.

Orang hebat itu bukan orang yang ingin dibilang hebat lantas dia berusaha mati-matian untuk bisa dibilang hebat.Ya, apapun definisi hebat, apapun persepsi orang, pasti akan berbeda.

Suatu hari, gue menemukan sebuah group di facebook, semacam support untuk seorang anak bernama Ben Roe. Ben Roe mengidap Acute Myloid Leukaemia dan Acute Lymphblastic Leukaemia. Poorly, Ben juga merupakan seorang anak dengan Down Syndrome. Dari seorang anak kecil seperti Ben, gue belajar. Anak sekecil dia harus menghadapi kenyataan bahwa kesehatannya tidak sempurna, tapi semangatnya ga pernah pudar. Separah apapun penyakitnya, dia tetap mau berusaha tersenyum setiap hari dan membuat orang-orang di sekitarnya bahagia.

Well, ga usah ke luar negeri. Di Indonesia banyak sekali anak-anak yang memiliki keterbatasan fisik maupun mental. Tapi, seberapa banyak orang-orang yang masih peduli dengan mereka?
Mereka bukan sampah. Mereka bukan orang-orang yang tidak berguna. Justru orang-orang yang katanya "hebat" di luar sana yang perlu dipertanyakan. Siapa yang lebih tidak berguna? Siapa yang sampah?

Mungkin kita belum peduli, karena kita tidak merasakan, atau mungkin karena kita tidak berada di lingkungan yang dekat dengan mereka. Suatu hari, gue makan di suatu tempat, anak penjual makanan itu, sepenglihatan gue, menderita down syndrome atau mungkin kalau bukan, dia mengalami semacam keterbelakangan mental. Dia membantu ayahnya menyiapkan piring, mengatur makanan, mengantar makanan dan minuman di sana. Selama menunggu makanan dimasak oleh ayahnya, dia mencoba mengajak gue ngobrol dan akhirnya kitapun sedikit bercerita. Tentu dengan keterbatasan, karena gue sedikit sulit untuk mencerna setiap kata yang dia ucapkan, tapi komunikasi masihberjalan lancar dan dua arah. Ada satu yang gue ingat, dia bilang, dia bisa ingin sekolah setinggi-tingginya, ingin bisa kuliah seperti gue.

Ayo Indonesia, jangan hanya saling rebut kekuasaan. Pikirkan mereka bersama-sama, mereka patut untuk hidup layak, patut untuk mendapatkan hak yang sama dan penghormatan yang sama.