Saya geli sendiri waktu ada yang bilang begini: "Iri banget ya lihat hidup lo, seneng terus". Well, gimana kalo saya balik, saya terus-terusan gloomy dan semua orang mesti tahu ke-gloomy-an saya lewat postingan yang terus-terusan saya share di semua media sosial saya (Ooops, I know some people do this), apakah ada yang akan bilang: "Wah, kasihan banget ya hidup lo, sedih terus" (?).
To just make you sure, things are getting harder here, tapi saya sih tidak ingin semua orang di dunia ini harus tahu, cukup beberapa orang yang benar-benar saya percaya. Lagian apa gunanya sih mengeluh di hadapan orang banyak? mencari simpati? well, kalo mau adu-aduan mengeluh, saya kayaknya punya ratusan hal untuk dikeluhkan selama berjuang hidup di sini. Tapi saya juga punya ratusan alasan untuk tidak menunjukkannya, dan juga alasan untuk bersyukur.
Percayalah, berjuang untuk bertahan hidup disini (kalau saya boleh melebih-lebihkan) bisa 1000 kali lipat lebih sulit dibanding bertahan hidup di Jakarta atau di kampung halamanmu sendiri. Ke-gloomy-an orang-orang rantau disini bisa jauh lebih gelap dibanding mereka yang masih tinggal di kampung halaman sendiri. Seperti ketika kamu sedang jatuh di lubang galian pasir, pilihanmu cuma ada 2: diam disana dan menggali lubang baru dan makin terperosok, atau perlahan naik melawan gravitasi walaupun sekali kamu berusaha naik, kemungkinan kamu untuk terpeleset jatuh lagi juga masih ada (ingat ini galian pasir, sekali menanjak, bisa dua kali glesor turun ke bawah). Saya berani berrtaruh ini pasti akan terjadi, SESIAP apapun persiapanmu sebelum memulai hidup baru jauh dari kampungmu. But, the choice is yours.
Tapi, ya juga bukan berarti tidak bahagia. Saya baru belajar bahwa semenjak saya di sini, saya mulai mendefinisikan ulang apa itu "bahagia" dan juga bagaimana untuk memilih tidak peduli dengan beberapa hal yang tidak relevan dengan apa yang kita yakini benar. Again, ignorance is bliss, at certain point.
Jadi kesimpulannya?
Ya buat mereka yang meyakini, teruslah mengeluh, dan teruslah sirik hehe.
No comments:
Post a Comment